Perjalanan Jenderal Idham Azis Sebelum dan Saat Menjadi Kapolri
Kali ini tim Biografi akan mengulas Kapolri, Jenderal Idham Azis, pengganti Tito Karnavian yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolri. Komjen Idham Azis resmi dilantik menjadi Kapolri Sabtu 1 November 2019 oleh Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta.
Resmi menjadi Kapolri, Idham Azis pun naik pangkat menjadi jenderal berbintang empat. Kenaikan pangkat jenderal polisi yang didapat Idham Azis tertuang di Keputusan Presiden Nomor 98/Polri Tahun 2019. Seperti sosoknya, berikut biografinya Kapolri Idham Azis.
Jenderal Polisi Drs. Idham Azis, M.Si. lahir di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), 30 Januari 1963 adalah seorang perwira tinggi Polri yang menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia sejak tanggal 1 November 2019, menggantikan Jenderal Pol. Tito Karnavian.
Keluarga dan Pendidikan
Lahir dari pasangan Abdul Azis Halik dan Tuti Pertiwi, Ia menempuh pendidikan dasar di SD Kampung Salo pada tahun 1976, lalu melanjutkan ke pendidikan menengah di SMP 2 Kendari pada tahun 1979, dan menyelesaikannya di SMA 1 Kendari pada tahun 1982.
Idham kemudian mencoba mengikuti tes masuk AKABRI Kepolisian (sekarang AKPOL), tetapi dirinya tidak lolos.
Sembari menunggu tes yang akan digelar tahun berikutnya, Idham masuk ke Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Pada kesempatan berikutnya, dia kembali mencoba tetapi gagal lagi.
Baru pada tahun 1988, Idham akhirnya diterima masuk dan menjadi bagian dari AKABRI Kepolisian A angkatan 1988 (AKPOL 1988 A).
Idham kemudian bertemu dengan Fitri Handari yang merupakan alumni dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia angkatan 1993. Mereka kemudian menikah dan memiliki empat orang anak, yaitu Ilham Urane Azis, Irfan Urane Azis, Firda Athira Azis, dan Pandu Urane Azis. Istilah "urane" merupakan kata dalam bahasa Bugis yang berarti anak. Putranya, Irfan, tercatat telah meraih sejumlah prestasi dalam bidang pendidikan.
Ia pernah meraih peringkat pertama dalam American Mathematics Competition 8 (Kompetisi Matematika Amerika) yang digelar pada tahun 2014, menyabet 3 medali emas dalam ajang Wizard at Mathematics International Competition yang digelar di India pada tahun 2014, medali emas dari Asia International Mathematics Olympiad Open Contest (Kontes Terbuka Olimpiade Matematika Internasional Asia) tahun 2015, medali emas dari Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Matematika tingkat SMP tahun 2015, serta 2 medali emas dari kompetisi International Teenagers Mathematics Olympiad (Olimpiade Matematika Remaja Internasional) yang digelar tahun 2015 di Malaysia.
Irfan kemudian dilantik menjadi taruna AKPOL pada tanggal 31 Oktober 2019, dan berhasil memasuki peringkat 10 besar taruna terbaik dengan nilai 826,5 untuk seluruh taruna dari empat matra.
Karier
Idham termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat cukup cepat saat tergabung dalam tim Bareskrim, dengan prestasi melumpuhkan teroris Dr. Azahari dan kelompoknya di Batu, Jawa Timur, pada tanggal 9 November 2005.
Ia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Sutanto, bersama dengan para kompatriotnya, Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, Rycko Amelza Dahniel, dan kawan-kawan.
Pada malam tanggal 10 November 2005, Brigjen. Pol. Surya Dharma memanggil dan memerintahkan Idham untuk berangkat ke Poso. Keesokan harinya, Idham terbang dari Surabaya menuju Palu dan tiba di Poso pada sore harinya untuk langsung bergabung dengan Tito Karnavian yang sudah berada di sana.
Tito memintanya untuk menjadi wakilnya dalam kasus investigasi mutilasi tiga gadis SMA Kristen yang terjadi di Poso. Per tanggal 12 November 2005, Idham resmi menjadi Wakil Ketua Satgas Bareskrim Poso, mendampingi Tito Karnavian.
Idham menggantikan Brigjen Pol. Ari Dono Sukmanto sebagai Kapolda Sulawesi Tengah sejak tanggal 3 Oktober 2014. Jabatan tersebut diembannya hingga tanggal 1 Maret 2016, ketika dirinya digantikan oleh Brigjen Pol. Rudy Sufahriadi. Idham kemudian dimutasi menjadi Inspektur Wilayah II Inspektorat Pengawasan Umum Polri.
Pada tanggal 23 September 2016, Idham dilantik menjadi Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri (Kadiv Propam), menggantikan Irjen. Pol. Mochamad Iriawan. Idham dipilih karena pernah bertugas di daerah konflik, khususnya Poso.
Idham kembali menggantikan posisi Iriawan sebagai Kapolda Metro Jaya pada tanggal 26 Juli 2017. Menurut Tito selaku Kapolri, Idham dipilih karena pernah lama bertugas di Polda Metro Jaya.
Idham ditunjuk sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim) menggantikan Komjen. Pol. Arief Sulistyanto. Posisinya sebagai Kapolda Metro Jaya dilanjutkan oleh Irjen. Pol. Gatot Eddy Pramono. Idham dilantik sebagai Kabareskrim pada tanggal 28 Januari 2019.
Pada tanggal 23 Oktober, Presiden Joko Widodo mengusulkan nama Idham sebagai calon tunggal Kapolri untuk menggantikan Tito Karnavian yang diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri. Pada tanggal 30 Oktober, Komisi III DPR-RI yang dipimpin oleh Herman Hery menggelar uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap Idham.
Rapat pleno Komisi III memutuskan bahwa mereka menyetujui pencalonan Idham secara aklamasi. Keputusan ini disahkan oleh Puan Maharani selaku Ketua DPR-RI dalam sidang paripurna yang digelar sehari setelahnya. Presiden Jokowi resmi melantik Idham sebagai Kapolri pada tanggal 1 November 2019.
Penghargaan
Idham telah menerima beberapa penghargaan berupa tanda kehormatan dan jasa, sebagai berikut:
1. Bintang Bhayangkara Pratama
2. Bintang Bhayangkara Nararya (Ulangan)
3. Bintang Bhayangkara Nararya
4. SL. Kesetiaan XXIV
5. SL. Kesetiaan XVI
6. SL. Kesetiaan VIII
7. SL. Jana Utama
8. SL. Ksatria Bhayangkara
9. SL. Karya Bhakti
10. SL. Bhakti Pendidikan
11. SL. Bhakti Nusa
12. SL. Operasi Kepolisian
13. SL. Dharma Nusa
14. SL. Kebaktian Sosial
15. SL. GOM VII
Kasus yang Pernah Di Tangani
• Bom Bali II (2005)
• Mutilasi 3 Siswi SMA Kristen Poso (2005)
• Operasi Antiteror Bareskrim Polri di Poso (2005—2007)
• Operasi Camar Maleo (2014—2016)
• Operasi Tinombala (2016)
***
0 comments:
Post a Comment