Biografi Eks Basis Dewa19 Yang Turut Andil Menciptakan Lagu-lagu Hits, Erwin Prasetya
Indonesia kembali kehilangan musisi terbaiknya, Erwin Prasetya, mantan basis Dewa 19 telah berpulang ke Rahmatullah, pada tanggal 2 Mei 2020 di Rumah Sakit Sari Asih Ciputat, Tangerang Selatan karena infeksi lambung.
Seperti apa sosok dan kiprah Erwin dalam industri musik di Indonesia. Berikut ulasan biografi singkat Erwin Prasetya.
Erwin Prasetya lahir di Surabaya, 29 Januari 1972. Ia dikenal publik Indonesia sebagai musikus, komposer dan penulis lagu hits. Erwin merupakan salah satu pendiri grup band Dewa 19. Namun belakangan, karena merasa tak cocok dengan manajemen Dewa 19 yang dipimpin Ahmad Dhani, Erwin memilih keluar dari Dewa 19.
Setelah meninggalkan Dewa 19 Erwin pernah bergabung dengan TIC band dan NuKla yang merupakan kelanjutan dari KLa Project yang dipimpin oleh Katon Bagaskara. Erwin tidak lama bergabung dengan NuKLa dan pada tahun 2006 Erwin membentuk EVO Band. Pada tahun 2009, Erwin juga mendirikan grup musik Matadewa.
Di Dewa 19, Erwin Prasetya mempunyai andil mencipta lagu-lagu hit seperti Kirana, Restoe Boemi, Kamulah Satu-Satunya, Still I'm Sure We'll Love Again, Sebelum Kau Terlelap dan Selatan Jakarta.
Ari Lasso, mantan vokalis Dewa 19 pernah menyanyikan lagu hit "Misteri Ilahi" dan "Relakan Aku Pergi" yang diciptakan oleh Erwin Prasetya di album Sendiri Dulu.
Masa Kecil dan Remaja
Erwin Prasetya sebagai anak bungsu dari lima bersaudara dari pasangan Miroen Kuswandono dan Cut Mia Agustina.
Ayahnya yang mengenalkan musik kepadanya. Ratusan kaset dari berbagai genre musik memengaruhi hari-hari masa kecil hingga remajanya. Alat musik pertama yang dikenalnya adalah trio tenor drum ketika menjadi anggota drum band di SDN Ketabang Surabaya.
Gitar mulai dicobanya ketika pacar kakak perempuannya yang kedua yang juga aktif di grup musik mengajarkan kepadanya. Koleksi musik fusion seperti Chick Corea, Casiopea, John Patitucci, Uzeb menjadi referensi awalnya.
Awal Karier Musik
Bersama teman-teman akrabnya di SMPN 6 Surabaya, yaitu Ahmad Dhani, Andra Junaidi, dan Wawan Juniarso, Erwin membentuk grup musik Down Beat yang mengusung musik fusion.
Mereka sering mengikuti lomba-lomba band dan memenangkannya.
Pada tahun 1992 Down Beat berganti nama menjadi Dewa dan mengeluarkan album pertamanya yang berjudul 19. Alasan pengambilan judul ini adalah karena sebagian besar anggota grup berumur 19 pada saat itu.
Erwin banyak berandil menciptakan hit saat bergabung di Dewa 19. Antara lain Kirana yang menceritakan kisah hidup dan keluhannya saat terjerat narkoba. Kamulah Satu-Satunya adalah ungkapan cintanya kepada kekasih hatinya yang dicintainya hingga kini.
Kedua lagu tersebut ada dalam album Pandawa Lima. Restoe Boemi adalah hit di dalam album Terbaik Terbaik. Tahun 2002 Erwin mengundurkan diri dari Dewa 19 dikarenakan ketidakcocokan dengan manajemen Dewa 19.
Tidak bisa diam tanpa bermusik, Erwin kemudian menyibukkan diri dengan menjadi additional player (pemain cabutan) untuk album ketiga TIC band, Suara Anak Adam (rilis tahun 2003). "Secara langsung, kami dan Erwin sudah sepakat. Tinggal digodok saja dengan persetujuan Musica Studios sebagai record company TIC band," ungkap Rama, panggilan Bagus Ramadhani (drummer TICband). Keputusan untuk memakai Erwin disepakati TIC band seminggu setelah Erwin hengkang dari Dewa 19.
Ketika masa vakum setelah hengkang dari Dewa 19, Erwin bergabung dengan KLa Project yang dimotori oleh Katon Bagaskara. Album yang dikeluarkan adalah New Chapter.
Pada 2006 Erwin memproduserkan grup musik yang dinamai EVO Band. Nama ini diartikan evolusi. Evolusi musik rock Indonesia. Band ini yang terdiri dari Elda Suryani (Vocal), Adnil Faisal (gitaris)/ Eks Base Jam, Didit Saad (gitaris) / Eks Plastik, Angga Tarmizi (keyboard & syntetizer) / Eks Bullet, Ronald Fristianto (drummer) / Eks GIGI Band dan DR PM.
Grup ini merekrut vokalis dengan cara audisi yang ditayangkan di siaran televisi. Album eVo dimulai dengan instrumentalia dalam Prelude yang merupakan opening song album ini, kemudian Agresif merupakan theme song Reinkarnasi, Dia dan Aku, Telah Berlalu, Amalia, Evolution, Space Bound, Takkan Lagi, Stop, Kepala Batu.
Bergabung dengan kawan lamanya sebagai drummer dari masa awal Dewa 19, yaitu Wawan Juniarso terbentuklah grup Matadewa pada tahun 2009. Di grup ini bergabung Erwin Prasetya (bassist), Wawan Juniarso (drummer),Yuda (gitaris),Roby Zoelky(vokalis). Grup ini mengusung lagu Aku dan Laguku, Jamilah, Kirana,Cintamu Cintaku, Avril, Sehidup Semati, Kuingin, Kembali seperti Dulu, Nikmatilah Diriku, Tuhan Tolonglah.
Dikutip dari Kumparan.com, Erwin selain berprofesi sebagai pemain bas, ia juga menjadi produser musik, komposer, ataupun penulis lagu untuk sejumlah band ataupun penyanyi lainnya.
Misalnya ketika ia menciptakan lagu Misteri Ilahi untuk dinyanyikan oleh Ari Lasso di album Sendiri Dulu pada 2001. Erwin Prasetya juga memproduseri album Suara Anak Adam di grup TIC Band pada 2003.
Selanjutnya, ia memproduseri album Nina yang dinyanyikan oleh Nina Tamam pada 2004, memproduseri EVO Band pada 2006, hingga terlibat dalam pembuatan album Hollywood Dreams bersama Cinta Laura pada 2012.
Selain itu, Erwin juga beberapa kali membuat jingle maker untuk keperluan produk iklan di televisi yang dibintangi oleh beberapa artis, seperti Syahrini, Iis Dahlia, hingga Siti Badriah.
Selamat jalan basis dan produser musik terbaik tanah air***
0 comments:
Post a Comment