Sunday, June 21, 2020

Laksamana Keumalahayati, Laksamana Wanita Pertama di Dunia

 Laksamana Keumalahayati, Laksamana Wanita Pertama di Dunia

Tokoh perempuan yang pernah mengoreskan tinta emas di daftar deretan nama-nama yang disegani dan ditakuti oleh Barat dan sekutu pada Abad 19. Dia mempunyai nama asli  Admiral Laksamana Keumalahayati. Mungkin sebagian  orang Aceh atau masyarakat Indonesia kurang begitu mengenal sosoknya secara  lebih dekat. Namun namanya yang kabanyakan dijadikan nama jalan, rumah sakit atau gedung perkantoran ini tidak asing ditelinga setiap orang.


Zaman dahulu perempuan kerap terpinggirkan dalam sejarah. Selain dilarang ikut andil dalam politik, kegiatan yang dapat dilakukan kaum Hawa pun terbatas. Namun, ada sosok perempuan hebat dalam sejarah Indonesia. Namanya Keumalahayati, atau lebih  dikenal Laksamana Malahayati asal Aceh.

Dalam catatan sejarah, Malahayati adalah laksamana laut pertama di dunia. Dia digambarkan  sebagai panglima perang Kesultanan Aceh yang mampu menaklukkan armada  angkatan laut Belanda dan bangsa Portugis (Portugal) pada abad ke-16 Masehi.

Laksamana Malahayati adalah  salah satu putri dari putri Admiral Machmud Syah . Dan cucu dari  Admiral  Muhammad Said Syah, putra Sultan Salahuddin Syah yang memerintah Kesultanan Aceh tahun  1530-1539. Dalam diri Laksamana Malahayati mengalir darah bangsawan dari  kesultanan Aceh Darussalam. Dalam darahnya mengarir jiwa pelaut karena sang Ayah merupakan Laksamana angkatan laut pada saat itu. Sehingga tak hayal jika Laksamana Malahayati akrab dengan dunia Maritim serta strategi perangnya.

Sultan Salahuddin Syah merupakan Putra dari Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah  (1513-1530 yang merupakan pendiri Kesultanan Aceh Darussaalm. Keumalahayati kecil sering diajak berlayar oelah ayahnya, Laksamana Mahmud Syah.Ha ini nampaknya menjadi penyebab kecintaan Keumalahayati terhadap dunia bahari sejak dini.

Pendidikan Malahayati

Keumalahayati menempuh pendidikan di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis yang dimiliki kerajaan Aceh Darussalaam saat itu.Ketika dewasa,pada saat itu. Dan dalam studinya Laksamana Malahayati konon jatuh hati kepada seorang perwira muda  disana. Yang pada akhirnya menjadi pendamping hidupnya.

Keumalahayati menikah  dengan seorang Perwira Laut alumni dari Akademi Militer tersebut. Keumalahayati telah memantapkan tekadnya untuk mengabdikan dirinya pada dunia militer. Pasangan suami istri menjadi pasangan perwira yang sangat luar biasa.

Wanita Tegar

Tidak lama kemudan suaminya meninggal saat melakukan pertempuran laut melawan Portugis. Kepergian suaminya membuatnya sangat terpukul namun hal tersebut semakin membulatkan tekadnya untuk tetap mengabdi pada dunia militer. Keumalahayati  menjabat sebagai kepala pengawal dan protokol di dalam dan di luar istana. Kemudian menjadi seorang kepala dinas rahasia.

Saat menjadi janda lantaran telah ditinggal mati syahid oleh suaminya membuatnya begitu memahami keadaan jiwa para janda yang juga senasib dengan dirinnya. Atas inisiatif tinggi dari Keumalahayati pun  berhasil mengajak para janda untuk sama-sama berjuang demi Aceh Darussalaam  dengan kemudian mendirikan sebuah perkumpulan wanita janda yang diberi nama "Inong Balee".

Inong Balee itu sendiri merupakan pasukan khusus perempuan yang memang terdiri atas para janda. Inong Balee membangun benteng di Teluk Kreung Raya yang sering disebut sebagai benteng Keumalahayati atau benteng Malahayati.

Namun dalam perkembangannya pasukannya tidak hanya terdiri dari para janda, akan tetapi gadis-gadis juga ikut bergabung. Armada ini terbilang disegani karena armadanya memiliki 100 kapal perang dengan kapasitas 400-500 orang. Dan tiap kapal perang dilengkapi dengan meriam. Bahkan kapal paling besar dilengkapi lima meriam. Pangkalannya berada di Teluk Lamreh Krueng Raya.

Benteng Keumalahayati berfungsi sebagai tempat pendidikan bagi 2000 janda yang merupakan anggota pasukan Inong Balee. Melalui benteng ini mereka mengawasi perairan Selat Malaka, mereka mengintai armada-armada Portugis, Belanda juga Inggris.

Usaha Keumalahayati untuk memberikan pendidikan militer kepada para janda, ternyata tak sia-sia,ia berhasil menjadikan para janda menjadi pasukan marinir yang tangguh dan gagah berani.

Keumalahayati sebagai Panglima (Admiral) Armada Laut Kerajaan Aceh memipin sebanyak 2000 pasukan yang diberinama "Inong Balee". Keumalahayati menjadi pemimpin tertinggi angkatan laut Kerajaan Aceh. Berkat Kumalahayati, armada laut Aceh sangat disegani oleh Portugis, Inggris juga Belanda padahal ketiga negara tersebut adalah negara adidaya.

Selain menjadi panglima perang, Malahayati juga seorang diplomat. Saat itu setelah pertempuran melawan armada Belanda, hubungan Aceh dan Belanda sempat tegang. Prins Maurits, yang memimpin Belanda saat itu berusaha memperbaiki hubungan. Maka dikirim utusan ke Aceh, dan Malahayati ditugaskan oleh Sultan untuk melakukan perundingan-perundingan awal dengan utusan Belanda, hingga tercapai sejumlah persetujuan.

Hal yang tak terlupakan dalam sejarah adalah ketika Keumalahayati berhasil melumpuhkan De Houtman bersaudara pada tahun 1599.Frederick de Houtman tertangkap dan dijadikan tawanan oleh Kerajaan Aceh sedangkan Cornelis de Houtman berhasil dibunuh oleh Keumalahayati sendiri pada tanggal 11 September 1599 melalui pertarungan duel satu lawan satu diatas geladak kapal dengan hanya menggunakan senjata tradisional Aceh yang bernama Rencong.

Reputasi Admiral Keumalahayati sebagai Penjaga Kesultanan Aceh (Guardian of The Aceh Kingdom)membuat Inggris memilih menggunakan langkah diplomatik untuk memasuki Selat Malaka. Ratu Elizabeth I mengirim James Lancaster kepada Sultan Aceh, yang  kemudian bernegosiasi dengan Keumalahayati. Hasil dari negosiasi adalah perjanjian pembukaan rute kapal dagang Inggris ke Jawa yang disusul dengan pembukaan kantor cabang Inggris di Banten.

Ratu Elizabeth I menganugerahi Lancaster gelar Knighthood atas suksesnya melakukan pembicaraan diplomatik dengan Aceh dan Banten. Admiral Keumalahayati tewas dalam peperangan melawan Portugis di Teuluk Krueng Raya, dan dimakamkan di lereng Bukit Kota Dalam, 34 km dari Banda Aceh.

Di dunia, nama Admiral Keumalahayati sering disebut sebagai satu dari 10 Best Woman Warrior,
dan satu dari 7 Warlord Woman in history.

Atas keberaniannya Malahayati mendapat gelar laksamana hingga ia lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati. Namanya kemudian dikenang di berbagai tempat, diantaranya digunakan sebagai nama salah satu kapal perang Republik Indonesia, KRI Malahayati.

Kini Laksamana Malahayati dikenal sebagai pahlawan Nasional Bangsa Indonesia, dan sekaligus tokoh kaum perempuan yang manjadi armada maritim yang tangguh yang tidak tergantikan sampai kapanpun. Jiwa patriotisme dan kegigihanya dalam menjag Selat Malaka patut untuk ditiru dan diteladani bagi generasi muda Aceh dan bangsa Indonesia pada umumnya.

Penghargaan

Selain dinamakan sebagai nama jalan di berbagai wilayah di Indonesia, nama Malahayati juga banyak diabadikan dalam berbagai hal.

1. Pelabuhan laut di Teluk Krueng Raya, Aceh Besar dinamakan dengan Pelabuhan Malahayati.
2. Salah satu kapal perang  jenis Perusak Kawal Berpeluru Kendali (fregat) kelas Fatahillah milik TNI Angkatan Laut    yang dinamakan KRI Malahayati. Kapal perang ini dibuat di galangan kapal Wilton-Fijenoord, Schiedam, Belanda    pada tahun 1980, khusus untuk TNI-AL.
3. Dalam dunia pendidikan, terdapat Universitas Malahayati yang terdapat di Bandar Lampung.
4. Sebuah serial film Laksamana Malahayati yang menceritakan riwayat hidup Malahayati telah dibuat pada tahun 2007.
5. Nama Malahayati juga dipakai oleh Ormas Nasional Demokrat sebagai nama divisi wanitanya dengan nama lengkap    Garda Wanita Malahayati.

Atas jasa-jasanya Pemerintah Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo menganugerahi Gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 115/TK/Tahun 2017 tanggal 6 November 2017. ***

Laksamana Keumalahayati, Laksamana Wanita Pertama di Dunia Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Fauzi Rahmat

0 comments:

Post a Comment