Biografi Doel Yang Sukses, Rano Karno
Pasti sudah tidak asing lagi dengan Film "Si Doel Anak Sekolahan", film ini banyak peminatnya sampai di buat kisah panjang perjalanan cinta Si Doel kali ini Biografi.co.id akan mengulas biografi pemeran utamanya Si Doel, Rano Karno yang berperan sebagai Doel anak betawi dalam film itu. Berikut biografi Rano Karno.
H. Rano Karno, S.I.P lahir di Jakarta, 8 Oktober 1960, anak dari pasangan Soekarno M. Noer (ayah) an Lily Istiarti (ibu). Rano Karno adalah seorang aktor dan sutradara kawakan Indonesia, putra ke tiga dari 6 bersaudara Rano Karno memiliki 2 kakak dan 3 adik yakni, Rubby Karno (kakak), Tino Karno (kakak), Santi Karno (adik), Suti Karno (adik), Nurli Karno (adik).
Pendidikan
Rano Karno mengenyam pendidikan di beberapa sekolah dari SD sampai perguruan tinggi, berikut sekolah dan universitasnya:
SD Van Lith Jakarta Tahun 1973
SMP Van Lith Jakarta Tahun 1976
SMA Negeri 6 Jakarta Tahun 1979
Acting Course Hollywood, Los Angeles
Melanjutkan pendidikan di STIPAN
Awal Berkarier Dari Perfilman Sampai Politik.
Dilansir dari Merdeka.com, Rano Karno memulai karirnya di dunia akting berawal dari sejak umur sembilan tahun, Rano sudah diajak ayahnya membintangi film Lewat Tengah Malam, memerankan tokoh anak. keikutsertaan Rano pada salah satu film yang dibintangi ayahnya, Soekarno M. Noer, memnuat nama Rano kemudian perlahan-lahan mulai dikenal. Film pertama yang dibintanginya adalah Si Doel Anak Betawi tahun 1972 dimana ia menjadi pemeran utama dalam film tersebut.
Bakat akting yang diturunkan ayahnya ternyata tidak menguap sia-sia, Rano Karno lantas bergulat dengan dunia entertainment secara total. Puluhan judul film dan beberapa sinetron pun berhasil ia bintangi dengan akting yang terkenal memukau dan penuh totalitas.
Berkembang dari dunia entertainment yang semula sebagai aktor, Rano lantas mengepakkan sayap menjadi seorang penulis skenario sekaligus merangkap sebagai sutradara dan memiliki rumah produksi film sendiri yakni Karnos Film.
Perjalanan Rano dalam dunia entertainment memang tidak sebentar. Menghabiskan waktu 38 tahun untuk menggeluti dunia hiburan, layak rasanya suami dari Dewi Indriati ini mendapatkan banyak penghargaan. Sebut saja penghargaan sebagai Aktor Utama Terbaik dalam Taksi FFI 1991 dan Penghargaan Surjosoemanto dari BP2N (Dewan Film Nasional) tahun 1997, cukuplah membuktikan bahwa karir Rano Karno tidak bisa dibilang main-main.
Hingga pada tahun 2007, setelah genap 38 tahun berkibar di dunia hiburan, Rano secara mengejutkan mengumumkan niatnya untuk terjun dalam dunia politik. Niat tersebut diumumkan mendekati waktu Pilkada DKI Jakarta, namun, sebentar saja diumumkan niatnya, pada akhirnya ia tak ikut mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada periode tersebut.
Pada akhir tahun 2007, nama Rano kembali muncul di permukaan, bukan karena ia membintangi film terbaru, tapi karena ia mengumumkan pencalonan dirinya pada Pilbup Tangerang bersama Ismed Iskandar. Pada pemilukada tersebut, pasangan Ismed-Rano berhasil mengantongi suara terbanyak, sehingga saudara dari Tino Karno dan Suti Karno ini berhak atas jabatannya sebagai Wakil Bupati Tangerang.
Namun, sayangnya jabatan itu hanya sebentar saja dipegang karena pada 2011 Rano mengundurkan diri dari jabatan untuk mencalonkan diri sebagai Cawagub Banten bersama Ratu Atut Chosiyah. Dalam pemilukada tersebut, pasangan Atut-Rano mendapatkan perolehan suara terbanyak dan berhak memimpin Banten dalam periode 2012-2017.
Sejak 13 Mei 2014, Rano Karno ditunjuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjabat sebagai Plt. Gubernur Banten menggantikan Ratu Atut Chosiyah yang dinonaktifkan terkait kasus suap pilkada di MK.
Kehidpan Pribadi
Rano menikah dengan Dewi Indriati pada 8 Februari 1988 dan mengadopsi 2 orang anak, Raka Widyarma dan Deanti Rakasiwi. Sebelumnya Rano pernah menikah dan berakhir dengan perceraian setelah 2 tahun.
Rano Karno pernah diangkat sebagai duta khusus Indonesia dalam bidang pendidikan oleh UNICEF, sebuah badan di PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) yang bergerak dalam bidang pendidikan. Rano bisa menjadi duta UNICEF dari Indonesia, setelah direkomendasikan oleh Prof Dr Emil Salim, Mantan Menteri Kesehatan (alm) Prof. Dr. Adhyatma, Ibu Prof. Singgih, Ibu Prof Murprawoto.
Penghargaan
Bintang Drama Pria Terfavorit dalam Panasonic Awards 1997
Penghargaan Surjosoemanto dari BP2N (Dewan Film Nasional) 1997
Nominasi FFI: Yang (1984), Ranjau-Ranjau Cinta (1985), Arini I (1987), Arini II (1989), Kuberikan Segalanya (1992)
Aktor Utama Terbaik dalam Taksi FFI 1991
Pemain Cilik Terbaik FFI 1974 di Surabaya
Best Child Actor FFA 1974 di Taiwan lewat film Rio Anakku (1973)
Aktor Harapan I Pemilihan Best Actor/Actrees PWI 1974
Unicef National Ambassador PadaTahun 1996
Vidia Award 2011 Nominator (Best Scipt Writer) Pada Tahun 2011
Vidia Award 2011 Nominator (Best Actor) Pada Tahun 2011
Vidia Award 2011 Nominator (Best Story Adaptation) Pada Tahun 2011
***
0 comments:
Post a Comment