Kisah Plutarchos, Bapak Biografi Dunia
Para ahli sejarah sepakat bahwa gelar “Bapak Biografi” layak disematkan kepada filsuf Yunani, Plutarchos, setelah ia membuat karya pertamanya yang mengkritik habis-habisan Herodotus.
Dalam karyanya, Tentang Kedengkian Herodotus, Plutarchos berusaha menyoroti kesalahan-kesalahan yang dibuat sang Bapak Sejarah dalam menjelaskan berbagai peristiwa yang pernah ia tulis.
Herodotus memang menulis banyak peristiwa selama periode pertama penulisan sejarah ilmiah mulai diperkenalkan. Maka tak heran, jika beberapa hal yang dituturkan Herodotus tidak sesuai dengan logika. Seperti dalam Buku IV Historia, Herodotus menyebut bahwa ada ular terbang di Mesir.
Hal itulah yang kemudian membuat Plutarchos, dan mungkin beberapa filsuf lain, menganggap bahwa Herodotus melakukan kesalahan besar dalam menggambarkan peristiwa yang terjadi. Namun, jika ditelaah lebih jauh, bisa saja 'ular terbang' yang dimaksud Herodotus itu memiliki makna lain, bukan maksud yang sesungguhnya.
Walau demikian, pada banyak kasus, informasi-informasi yang disebutkan oleh Herodotus terbukti kebenarannya. Dan hal itu telah diteliti secara ilmiah oleh para arkeolog modern. Seperti fakta bahwa orang-orang Etruska dari Italia berasal dari Asia Kecil.
Kritik keras dari Plutarchos terhadap Herodotus menunjukkan bahwa dirinya memiliki kualitas pemikiran yang sangat baik untuk memahami karakter, akurasi sejarah, dan keingintahuan yang begitu mendalam. Karena itulah, Plutarchos layak disebut sebagai pecetus bentuk lain dari sejarah, yaitu biografi.
Dilahirkan di Boeotia, Yunani, pada 46 M, Plutarchos banyak melakukan perjalanan, di samping pekerjaannya sebagai pegawai pemerintahan. Dengan status keluarganya, ia memiliki koneksi baik dengan para Kaisar Romawi.
Karya lain Plutarchos, Bioi Paralleoi, memperlihatkan gambaran tentang orang-orang Yunani dan Romawi yang terkenal, seperti Alcibiades dan Markus Antonius. Karyanya itu memberi penjelasan yang sangat baik mengenai kehidupan tokoh penting itu dan prestasi-prestasi yang telah mereka raih.
Selain Plutarchos, ternyata ada tokoh lain yang dianggap sebagai pencetus biografi, yaitu Suetonius. Sejarawan Romawi yang hidup sezaman dengan Plutarchos itu menerbitkan sebuah karya berjudul Twelve Caesars. Karyanya itu berisi tentang kejahatan dan perilaku seksual dari para Kaisar Roma.
Akan tetapi, karya Plutarchos lebih dianggap bermutu, dengan analisis yang lebih baik dibandingkan dengan Suetonius. Maka dari itu, Plutarchos tetap dianggap sebagai pencetus Biografi.
Dalam salah satu karyanya, Plutarchos pernah menyebut, “Yang kutulis bukanlah sejarah, melainkan kehidupan. Sering kali hal kecil seperti sepotong kalimat atau candaan dapat mengungkapkan lebih banyak sifat seseorang daripada perang yang membunuh ribuan nyawa”.
---
Sumber: Montefiore, Simon Sebag. 2012. Pahlawan dalam Sejarah Dunia. Jakarta: Penerbit Erlangga
0 comments:
Post a Comment